Green Energy Buyers Dialogue merupakan diskusi global antara pemangku kepentingan untuk Just Energy Transition Partnership (JETP), yang menyatukan perwakilan dari Pemerintah Indonesia, Kelompok Mitra Internasional (International Partners Group/ IPG), Aliansi Keuangan Glasgow untuk Net Zero (Glasgow Financial Alliance for Net Zero/ GFANZ), bank internasional dan domestik, serta para pemimpin industri. Dialog ini menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk memperluas proyek energi terbarukan di seluruh Indonesia dengan mendorong kolaborasi lintas sektor. Selain itu, dialog ini bertujuan menarik investor global untuk berkontribusi dalam pembiayaan infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk adopsi energi hijau di sektor industri.
Rachmat Kaimuddin, Deputi Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menekankan perlunya transisi energi untuk mengurangi perubahan iklim global. Ia menyoroti pentingnya beralih ke energi hijau karena pemerintah Indonesia mengakui krisis iklim sebagai ancaman serius bagi populasi 280 juta jiwa.
Dialog ini dimulai dengan dukungan kuat dari sektor industri terhadap energi hijau dan upaya dekarbonisasi Indonesia. Industri bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk membeli lebih banyak energi hijau jika tersedia lebih banyak pilihan. Namun, industri membutuhkan dukungan signifikan dari peraturan dan infrastruktur terkait energi terbarukan. Salah satu perusahaan peserta mengusulkan penerapan insentif bagi pelaku awal ("carrot") dan sanksi bagi yang tidak mematuhi peraturan ("stick") untuk mendorong kepatuhan industri terhadap tujuan keberlanjutan.
Sebagai salah satu perwakilan dari Pemerintah Indonesia dalam dialog ini, PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau dari sektor industri Indonesia. PLN telah meluncurkan Green Energy as a Service (GEAS) sebagai komitmen untuk menyediakan listrik bersih dari pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Saat ini, PLN menawarkan dua skema di bawah GEAS, yaitu Renewable Energy Certificate (REC) dan sumber energi hijau khusus.
PLN juga menguraikan pengembangan ekosistem energi hijau yang sedang berlangsung dan meminta masukan dari pemangku kepentingan untuk memperkuat inisiatifnya. PLN secara proaktif mendukung transisi energi Indonesia melalui berbagai proyek energi terbarukan. Pada tahun 2023, PLN telah mengembangkan kapasitas energi terbarukan sebesar 8.786 megawatt (MW) (Tabel 1).
Tabel 1. Pengembangan Kapasitas Energi Terbarukan oleh PLN per 2023
Jenis Energi Terbarukan | Kapasitas (MW) |
Pembangkit berbasis hydro | 5.777 |
Panas bumi | 2.519 |
Tenaga surya, angin, dan biomassa | 490 |
Total kapasitas energi terbarukan | 8.786 |
Pemerintah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan bauran energi bersih menjadi 75% energi terbarukan dan 25% gas pada tahun 2040, dengan panduan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa mulai sekarang hingga 2040, perusahaan merencanakan penambahan 21 gigawatt (GW) dari pembangkit listrik berbahan bakar gas, 28 GW dari surya dan angin, 31 GW dari hydro dan panas bumi, serta 2,4 GW dari sumber energi baru lainnya.
Untuk mencapai target ambisius ini, PLN telah meluncurkan skenario Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (Accelerated Renewable Energy Development/ ARED), termasuk pembangunan Jalur Transmisi Hijau untuk mendistribusikan energi terbarukan di seluruh Indonesia. Namun, Darmawan juga menyoroti tantangan teknis, kebijakan, komersial, dan keuangan yang besar dalam mencapai target tersebut dan menyerukan kolaborasi yang kuat dengan komunitas global.
Perwakilan IPG, Alexia Latortue, Asisten Sekretaris Perbendaharaan untuk Pasar Internasional di Departemen Keuangan AS, menyoroti manfaat lingkungan dan ekonomi dari percepatan transisi energi. Menurutnya, transisi hijau di Indonesia dapat menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kepala Sekretariat JETP, Paul Butarbutar, menyatakan bahwa JETP dan mitra global lainnya siap menyediakan pendanaan untuk proyek-proyek hijau yang dikembangkan oleh PLN dan sepenuhnya mendukung pengembangan ekosistem energi terbarukan Indonesia. Dalam dialog ini, Paul menyoroti proyek prioritas JETP untuk menunjukkan dukungan yang telah diberikan JETP (Gambar 1).
Gambar 1. Proyek Prioritas JETP per Juli 2024
No | Sponsor | Proyek | IFA | Catatan |
1 | PLN | Saluran Transmisi Sulawesi Utara 275KV | IFA 2 yang baru | Mengembangkan jalur transmisi dan gardu induk di Sulawesi, yang umumnya dibangun untuk menghubungkan sistem-sistem yang selama ini masih terisolasi, membentuk backbone transmisi untuk menyalurkan energi dalam jumlah besar ke pusat beban yang letaknya berjauhan, dan untuk menghubungkan sistem-sistem tersebut menjadi sistem yang lebih besar (interkoneksi) dari Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tenggara. |
2 | IPP | Pemensiunan Dini PLTU Cirebon-1 | IFA 5 yang baru | Uji kelayakan sedang dilakukan untuk menilai potensi pemensiunan dini PLTU Cirebon-1 660 MW. Term sheet telah disepakati antara Asian Development Bank dan PT Cirebon Electric Power. Pertimbangan pemerintah sedang dijalankan untuk memungkinkan amandemen PPA. |
3 | IPP | Geotermal Ijen | IFA 3 yang baru | Pembiayaan bersama untuk fasilitas pinjaman kepada PT Medco Cahaya Geothermal antara PT SMI dan DFC untuk mengembangkan Tahap 1 proyek panas bumi Ijen berkapasitas 31 MW di Banyuwangi, Jawa Timur. Perjanjian pembiayaan telah ditandatangani antara MCG & SMI pada tahun lalu, sementara DFC baru-baru ini menyetujui komitmen pembiayaan dengan target financial close pada pertengahan tahun 2024. |
4 | PLN | Geotermal Hululais | IFA 3 yang baru | Hululais 1 dan 2 merupakan pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kapasitas sebesar 110 MW di Bengkulu, Sumatra. Proyek ini sedang dalam tahap diskusi dan bergantung pada TKDN. |
5 | IPP | Geotermal Muara Laboh | IFA 3 yang baru | Muara Laboh merupakan pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kapasitas sebesar 140 MW di Solok Selatan, Sumatra Barat. |
6 | IPP | Pengadaan Proyek Hydro | IFA 3 yang baru | PLN saat ini sedang mengevaluasi usulan IPP untuk pengadaan proyek PLTA berkapasitas 400 MW di Sulawesi dan 250 MW di Sumatera. |
7 | IPP | De-dieselisasi | IFA 4 yang baru | De-dieselisasi merupakan program andalan PLN untuk mengganti pembangkit listrik tenaga diesel berkapasitas 5.200 MW di 2.100 lokasi menjadi energi terbarukan. Melalui program de-dieselisasi, PLTD yang sebelumnya melayani kebutuhan masyarakat di daerah terpencil secara bertahap akan beralih ke metode hibrida yang memanfaatkan EBT dari PLTS. |
8 | PLN Indonesia Power dengan mitranya | Hijaunesia 1 & 2 | IFA 4 yang baru | Hijaunesia merupakan program perluasan variabel EBT variabel yang dipimpin oleh PT Indonesia Power. Program ini terdiri dari total 17 PLTS, PLTS terapung, dan PLTA yang ditawarkan pada tahun 2020 dan 2023. Tiga proyek telah dibatalkan dan 14 proyek sisanya kini menjadi bagian dari Proyek Prioritas JETP. Ke-14 proyek tersebut sedang dalam proses penyelesaian PPA dan mendapatkan pendanaan, dan beberapa di antaranya sedang melalui proses yang dipercepat. Detailnya akan datang. |
9 | PLN Nusantara Power dengan mitranya | PLTS Sutami/ Karangkates | IFA 4 yang baru | Pemenang telah diumumkan. Pembangunan joint venture dan negosiasi PPA sedang berlangsung. |
10 | IPP | PLTB Tanah Laut | IFA 4 yang baru | Pembiayaan bersama untuk pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas sebesar 70 MW di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Penyedia dana sedang melakukan due diligence termasuk environmental & social impact assessment. |
*Catatan: IFA adalah Investment Focus Area
”Inilah daftar proyek prioritas yang telah kami diskusikan dengan rekan kami dari IPG dan juga dari PLN. Jadi, kami dengan senang hati jika rekan-rekan dari industri, dari asosiasi atau pengembang yang ingin proyeknya dibiayai,” ucap Paul.
Green Energy Buyers Dialogue tidak hanya memperkuat komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan tetapi juga menetapkan dasar transformasi untuk kerja sama masa depan dengan mitra internasional. Dialog ini mencontohkan sikap proaktif Indonesia di pasar energi hijau global, dengan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan. Melalui kemitraan dan investasi berkelanjutan, Indonesia memposisikan diri sebagai pemimpin di sektor energi terbarukan, membuka jalan menuju masa depan yang berkelanjutan.
Baca artikel PLN di sini