Sekretariat JETP secara resmi melakukan inisiasi kajian mengenai transisi energi bersih bagi pembangkitan listrik mandiri atau captive power di Indonesia. Kajian diluncurkan oleh Deputi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi untuk koordinasi bidang infrastruktur dan transport Rachmat Kaimuddin selaku Kepala Tim Implementasi Satuan Tugas Transisi Energi Nasional (Satgas TEN). Turut hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Industri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS, Kementerian Perdagangan dan Otorita Jasa Keuangan.

Acara Kick Off Kajian serta Workshop terdiri atas 3 diskusi panel, mencakup sesi disusi mengenai kebijakan serta aspek pendukung regulasi dan institusi, diikuti dengan sesi mengenai studi kasus dekarbonisasi dan transisi energi bersih yang disampaikan oleh berbagai pelaku swasta dan BUMN, serta ditutup dengan sesi yang mendiskusikan perspektif pelaku sektor industri akan permintaan pasar masa depan sebagai faktor pendorong transisi energi bersih bagi pembangkit captive yang disampaika oleh perwakilan industri dan asosiasi.

Acara ini menandai tercapainya suatu tonggak pencapaian atau milestone dalam kajian yang bertujuan untuk melakukan pemetaan dari semua penggunaan pembangkit listrik captive, baik yang sedang beroperasi maupun yang direncanakan. Selain itu, kajian ini akan menelaah potensi investasi untuk transisi energi bersih bagi pembangkit listrik captive yang dapat menurunkan emisi GRK sekaligus meningkatkan daya saing bagi produk-produk industri Indonesia, khususnya hasil hilirisasi mineral kritis. 

Hasil dari kajian ini akan diintegrasikan ke dalam pemutakhiran Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif JETP atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) yang akan difinalisasi di akhir tahun ini. Sekretariat JETP telah mempublikasikan CIPP pertama di bulan November 2023, yang menggariskan strategi serta investasi transisi energi di sektor ketenagalistrikan on grid. Tahun ini, CIPP Update akan memperluas cakupan dokumen tersebut ke sektor ketenagalistrikan off-grid serta efisiensi energi dan elektrifikasi.

Deputi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi untuk Koordinasi Transport dan Infrastruktur, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan kondisi Indonesia yang kompleks. Beliau meminta kajian ini untuk dapat memperhatikan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam menyeimbangkan upaya untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui industrialisasi dengan kebutuhan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendorong proses produksi industri yang lebih hijau dengan cara transisi ke sumber energi yang lebih bersih.

Kajian ini dipimpin oleh International Energy Agency (IEA) selalu Ketua Technical Working Group JETP dan didukung oleh Institute for Essential Services (IESR), Rocky Mountain Institute (RMI), Indonesia-Danish Energy Partnership Programme (INDODEPP) dan Bank Dunia selaku anggota working group. , Pihak UNOPS Energy Transition Partnership (ETP) akan menyediakan dukungan untuk kajian terkait dampak ekonomi, sementara EU-Indonesia Cooperation Facility (EUICF) akan menyediakan dukungan untuk kegiatan akuisisi data.

Sebagai tambahan, kajian ini juga akan didukung oleh Net Zero World Initiative (NZWI), Lawrence Berkeley National Lab (LBNL) dan berbagai lembaga lainnya untuk melaksanakan studi kasus di level aset.

Silahkan klik disini untuk mengunduh materi pembicara.

Silahkan klik disini untuk mengakses foto dokumentasi acara

Silahkan klik disini untuk mengunduh ringkasan acara.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta secara luring dan daring yang berasal dari pemerintah, pelaku usaha dan asosiasi, lembaga keuangan dan perbankan nasional dan internasional, program kerjasama pembangunan serta para wakil dari pemerintah International Partners Group (IPG). Berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menghadiri event tersebut, termasuk PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Power Indonesia (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Vale Indonesia (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Semen Indonesia Group, Bank BRI, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Sekretariat JETP khususnya berterima kasih atas dukungan logistik yang telah diberikan oleh Yayasan Cendekia Perubahan Iklim (CPI).