Bagaimana model ini mengintegrasikan rencana ekspansi kapasitas dan strategi investasi dalam sektor energi, terutama dengan fokus pada peningkatan kapasitas energi terbarukan hingga tahun 2030?
Dari berbagai teknologi energi terbarukan, mana yang diperkirakan akan memiliki kontribusi terbesar dalam ekspansi ini? Dan, berapakah persentase energi terbarukan dalam campuran energi sistem on-grid yang diharapkan untuk tahun 2030?
Dalam skenario JETP, ekspansi kapasitas mencakup proyek-proyek yang telah dijanjikan dalam PLN RUPTL 2021-2030. Untuk mencapai target ambisius sebesar 250 juta ton CO2eq pada tahun 2030, kami memodelkan kapasitas tambahan untuk tahun 2026 - 2030 (hanya energi terbarukan dan tenaga gas) dan tahun 2031–2050 (hanya energi terbarukan). Keputusan investasi didasarkan pada ekspansi biaya terendah dengan mempertimbangkan batasan emisi yang potensial.
Pada tahun 2030, pertumbuhan kapasitas pembangkit energi terbarukan akan didominasi oleh pembangkit listrik tenaga surya (solar PV), yang diperkirakan akan meningkat dari kurang dari 1 GW saat ini menjadi 29 GW pada tahun 2030. Selain itu, tenaga hidro juga memainkan peran penting, dengan penambahan kapasitas sebesar 8 GW dari pembangkit baru selama dekade ini. Diperkirakan tenaga hidro akan berkontribusi sebesar 12% dalam campuran generasi energi terbarukan pada tahun 2030. Secara keseluruhan, hingga tahun 2040, energi terbarukan variabel (VRE) akan menyumbang 60% dari tambahan kapasitas pembangkit listrik, dengan solar PV dan tenaga hidro sebagai kontributor utama
Pada tahun 2030, diperkirakan bahwa kontribusi energi terbarukan dalam produksi listrik sistem on-grid akan mencapai 44% dari total produksi listrik. Persentase ini diharapkan meningkat hingga 92% pada tahun 2050.
Penjelasan detail mengenai bauran energi terbarukan dapat ditemukan di sub bab 5.2.1.2 dan 5.2.2.2 dalam CIPP