Bagaimana pendekatan pemodelan diformulasikan dalam pemodelan teknis JETP?
Pemodelan teknis JETP menggunakan pendekatan optimalisasi baik di sisi permintaan maupun penyediaan listrik. di sisi permintaan, model teknis JETP memanfaatkan model optimalisasi yang telah dibangun oleh Kementerian ESDM. di sisi penyediaan, model teknis JETP mengadopsi hasil optimalisasi penyediaan listrik on-grid menggunakan Balmorel yang merupakan basis model RUKN. Pendekatan ini mengoptimalkan dispatch dari masing-masing pembangkit dengan mempertimbangkan faktor-faktor teknis seperti kapasitas transmisi untuk menghasilkan biaya terendah penyediaan listrik.
Model teknis JETP menerapkan kebijakan iklim yang secara definitif membatasi emisi yang timbul di sistem ketenagalistrikan on-grid sebesar 250 MT CO2eq di tahun 2030. Untuk meninjau sensitivitas dari model teknis, tim JETP menyusun 3 skenario; skenario baseline yang mensimulasikan pensiun dini PLTU batubara sebesar 1.7 GW hingga tahun 2040, skenario alternatif pertama mensimulasikan pensiun dini PLTU batubara dengan jumlah dan waktu yang sama dengan skenario baseline dan skenario alternatif kedua yang mensimulasikan pensiun dini PLTU batubara sebesar 5.2 GW hingga tahun 2030.
Penjelasan detail mengenai rincian pendekatan model dapat ditemukan di sub bab 5.2.1.4 dan 5.2.2.6 dokumen CIPP