Keuangan PLN: Skenario JETP sangat ambisius dalam pengembangan energi terbarukan serta infrastruktur pendukungnya. Bagaimana caranya ambisi ini dapat diwujudkan, mengingat PLN memiliki kemampuan finansial yang terbatas?
Dalam semua analisis yang dilakukannya Sekretariat JETP mengakui kompeksitas situasi keuangan PLN serta tantangan finansial yang dihadapi PLN dalam upayanya untuk melaksanakan skenario JETP. Dengan mengasumsikan bahwa tarif listrik akan dipertahankan dalam masa yang akan datang maka akan ada selisih yang semakin membesar antara pendapatan PLN dan kebutuhan investasinya dalam konteks transisi energi dan JETP dan selisih ini harus ditutup dengan subsidi.
Salah satu rekomendasi kebijakan yang ditawarkan dalam CIPP adalah memberlakukan kembali Regulasi KESDM mengenai penyesuaian tarif bagi segmen pelanggan yang tidak disubdisi. Apabila tarif non subsidi di sesuaikan secara berkala (mengikuti inflasi, contohnya) maka ini dapat secara signifikan mengurangi kebutuhan akan kompensasi.
Rekomendasi kebijakan lainnya yang diusulkan untuk membantu PLN dalam mengelola cash flow adalah melalui reformasi batas atas harga batu bara domestik. Apabila dihapus, maka PLN dapat dikompensasi melalui suatu mekanisme yang didanai dari pajak windfall yang dipungut dari para produsen batu bara. Sekretariat JETP juga merekomendasi suatu reformasi model pendapatan bagi PLN yang memungkinkan PLN untuk mengembalikan investasinya di proyek energi terbarukan baru bersamaan dengan kebijakan lain yang diharapkan dapat memastikan keberlanjutan finansial PLN sembari memastikan kesehatan fiskal pemerintah Indonesia. Di saat bersamaan, penting bagi PLN untuk mengembangkan rencana pendanaan yang terdiversifikasi dan layak bersamaan dengan pengembangan strategi korporasinya secara umum.